CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 21 Januari 2017

Retrograde Pyelography


Retrograde Pyelography
Retrograde phyelography adalah teknik pemeriksaan radiografi pada pelviocalical system dan ureter dengan menggunakan media kontras melalui kateter ke ureter atau secara retrograde (berlawanan dengan alur sistem urinaria) untuk mengevaluasi anatomi, fungsi dan kelainannya.

Indikasi Pemeriksaan
1.   Adanya batu
-          Neprolithiasis (adanya batu ginjal)
-          Uretrolithiasis (adanya batu ureter)
2.   Peradangan
-          Nephritis
-          Pyelonephritis
3.   Tumor
4.   Hydronephrosis dan Hydroureter

Kontra indikasi
Pasien alergi terhadap kontras media seperti iodium atau barium

Persiapan alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan RPG dibedakan menjadi dua , yaitu :
Peralatan steril
1.   Spuit 20 cc
2.   Klem
3.   Kassa dan kapas                                            
4.   Kateter (dipasang dengan bantuan cystoscopy)
5.   Handscoon

Peralatan non steril
1.      Pesawat sinar-x yang dilengkapi dengan flouroskopi
2.       Kaset ukuran 35 x 43 cm
3.      Baju ganti pasien
4.      Alat-alat proteksi radiasi
5.      Media kontras iodium 20 cc
6.      Marker R/L

Persiapan pasien
1.      Tanyakan apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap iodium maupun barium.
2.      Tanyakan apakah pasien mengkonsumsi obat-obatan saat ini.
3.      Apabila pasien wanita dalam usia produktif, tanyakan apakah pasien sedang hamil atau tidak.
4.      Hasil ureum dan creatinin normal
5.      Satu hari sebelum pemeriksaan, pasien makan makanan yang lunak/rendah serat, misalnya bubur kecap.
6.      12 jam sebelum pemeriksaan pasien minum obat pencahar
7.       Selanjutnya pasien puasa sehingga pemeriksaan selesai dilakukan
8.       Selama puasa pasien dinjurkan untuk tidak merokok, dan banyak bicara untuk meminimalisasi udara dalam usus.
9.      Melepaskan benda-benda logam yang dapat mengganggu gambaran pemeriksaan.
10.  Sebelum pemeriksaan dimulai pasien buang air kecil untuk mengosongkan blass
11.  Penandatanganan Informed Consent. Venipuncture adalah prosedure invasive yang dapat menyebabkan komplikasi pada saat injeksi media kontras. Petugas harus hati-hati dan selalu memastikan pasien telah diberikan penjelasan dan menandatangani informed consent. Untuk pasien anak-anak harus diberikan penjelasan pada anak dan orang tua anak tersebut.


Teknik pemasukan kontras media 
1.      Pemasangan kateter dilakukan oleh dokter urology dengan menggunakan bantuan cystoscopy, secara retrograde (berlawan dengan alur sistem urinary) melalui uretra sebelum pemeriksaan mulai dilakukan. Pasien di beri anestesi local.


Gambar : Pemasangan kateter oleh dokter urology dengan menggunakan bantuan cystoscopy

2.      Lakukan plain foto (abdomen polos), Pengambilan foto ini bertujuan untuk mengetahui persiapan pasien, letak ujung kateter dan ketepatan faktor eksposi.
3.      Lakukan injeksi 3-5 cc media kontras melalui kateter menuju renal pelvis pada ginjal yang diperiksa, Kemudian diekspos dengan menggunakan film 35 x 43
4.      Lalu kontras dimasukkan kembali ± 5 cc sambil kateter ditarik perlahan sampai ureterovesical juction, dan diekspos  dengan menggunakan film 35 x 43 untuk melihat daerah ureter.
5.      Lalu kontras dimasukkan sampai habis, sambil ditarik diperkirakan kontras habis dan kateter dilepas, ekspos dengan menggunakan fim 35 x 43.


Teknik pemeriksaan retrograde plyelography
Ada 2 proyeksi untuk pemeriksaan RPG yaitu : AP dan OBLIQUE
Proyeksi yang digunakan, sebagai berikut:
1)      AP
1.            Proyeksi foto polos abdomen
Pengambilan radiograf ini diambil sebagai pendahuluan untuk mengetahui persiapan pasien dan ketepatan faktor eksposi.

(1)   Posisi pasien
Pasien tidur terlentang (supine) di atas meja pemeriksaan, kedua bahu pasien diatur sejajar dan kedua tangan di samping tubuh.
(2)   Posisi objek
MSP diatur sejajar dengan meja pemeriksaan.
(3)   CR : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
(4)   CP : Pada MSP setinggi crista illiaca.
(5)   FFD : 100 cm
(6)   Eksposi
Dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan napas.

Gambar : plan foto


2.            Pyelogram
Pengambilan radiograf pyelogram pada saat media kontras mengisi penuh daerah pelvis ginjal dan calises. Meja pemeriksaan disudutkan 10-15º terhadap bidang horizontal,sehingga posisi kepala lebih rendah dari anggota tubuh yang lain, penyudutan digunakan untuk mencegah kontras turun ke ureter.
(1)   Posisi pasien
Pasien tidur terlentang (supie) di atas meja pemeriksaan, kedua bahu pasien diatur sejajar dan kedua tangan di samping tubuh.
(2)   Posisi objek    
MSP diatur sejajar dengan meja pemeriksaan.
(3)   CR : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
(4)   CP : Pada MSP setinggi crista illiaca.
(5)   FFD : 100 cm
(6)   Eksposi
Dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan napas.

Gambara : fase 1
(7)   Kriteria gambar :
-          Tampak ginjal terisi kontras
-           
3.            Ureterogram
Pengambilan radiograf ureterogram dilakukan pada saat media kontras mengisis daerah ureter secara merata, dengan cara kateter ureter ditarik perlahan-lahan. Meja pemeriksaan disudutkan 35-40º, sehingga posisi kepala lebih tinggi dari anggota tubuh yang lain, untuk melihat ada tidaknya ureter yang berkelok-kelok atau pergerakan ginjal.
(1)   Posisi pasien
Pasien tidur terlentang (supine) di atas meja pemeriksaan, kedua bahu pasien diatur sejajar dan kedua tangan di samping tubuh.
(2)   Posisi objek    
MSP diatur sejajar dengan meja pemeriksaan.
(3)   CR : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
(4)   CP : Pada MSP setinggi crista illiaca.
(5)   FFD : 100 cm
(6)   Eksposi
Dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan napas.

Gambar : fase 2
(7)   Kriteria gambar :
-          Tampak ginjal terisi kontras
-          Tampak ureter terisi kontras


2)      OBLIQUE
1.            Proyeksi Right Posterior Oblique (RPO)
(1)   Posisi pasien
Supine di atas meja pemeriksaan.
(2)   Posisi objek
Pasien diatur tidur miring 30º ke kanan terhadap meja. Tangan kanan lurus di samping tubuh dan tangan kiri menyilang ke depan, tubuh berpegangan pada tepi meja. Kaki kanan lurus ke bawah dan kaki kiri sedikit ditekuk untuk fiksasi.
(3)   CR : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
(4)   CP : Pada 1-2 inchi kearah lateral kiri dari titik tengah kedua crista iliaca.
(5)   FFD : 100cm
(6)   Eksposi
Dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan napas.

(7)   Kriteria gambar
-          ginjal kiri tampak dan tidak superposisi dengan vertebrae


2.            Proyeksi Left posterior oblique (LPO)
(1)   Posisi pasien
Supine di atas meja pemeriksaan.
(2)   Posisi objek
pasien diatur tidur miring 30º ke kiri atau terhadap meja. Tangan kiri  lurus di samping tubuh dan tangan kanan menyilang ke depan, tubuh berpegangan pada tepi meja. Kaki kiri lurus ke bawah dan kaki kanan sedikit ditekuk untuk fiksasi.
(3)   CR : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
(4)   CP : Pada 1-2 inchi kea rah lateral kiri dari titik tengah kedua crista iliaca.
(5)   FFD : 100 cm
(6)   Eksposi
Dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan napas.

(7)   Kriteria gambar :
-          Tampak ginjal terisi kontras
-          ginjal kanan tampak dan tidak superposisi dengan vertebrae



BAB
PENUTUP

3.1        Kesimpulan
Retrograde pyelografi merupakan pemeriksaan radiologi untuk menilai traktus urinarius. Pemeriksaan ini dilakukan jika pemeriksaan sebelumnya mengalami kegagalan atau informasi yang didapat kurang memadai untuk diagnosis. Persiapan yang dilakukan untuk pemeriksaan ini mirip seperti pemeriksaan BNO IVP , namun pada tekniknya kontras media dimasukkan melalui kateter yang dipasang di uretra . Biasanya pemeriksaan ini dilakukan dibawah control fluoroskopi.












DAFTAR PUSTAKA
  1. Ballinger, Philip W. 2003. Merril of Atlas Radiographic Positioning and Radiologic Procedures, Eight Edition Vol. II. Missouri : Mosby, Inc.
  2. Bontrager, Kenneth L. 2001. Textbooks of radiographic positioning and related anatomy .
  3. Bryan, Glenda J dan J.H. Middlemiss. 1997. Diagnostic radiography.
  4. Clark, K. C. Arthur. 1974. Positioning in Radiography, Volume two, Ninth edition, William Heinemann, Medical Books Ltd, London.





0 komentar:

Posting Komentar