CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 27 Mei 2016

MAKALAH DENSITAS RADIOFOTOGRAFI

BAB I
PENDAHULUAN
 
1.1.         Latar Belakang

Pemeriksaan radiografi merupakan salah satu upaya kegiatan medis dalam menegakkan diagnosa. Keberhasilan menghasilkan radiograf yang berkualitas dan memiliki standar estetika radiografi dipengaruhi oleh berbagai faktor.Pemeriksaan dengan menggunakan sinar-X mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak pertama kali ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgenpada tanggal 8 November 1895.
Penemuan ini merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran karena dengan hasil penemuan ini dapat digunakan untuk pemeriksaan bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya tidak pernah tercapai. Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sekarang ini dunia radiologi sudah mengalami banyak perkembangan.
Menghasilkan kualitas radiograf yang berkualitas di pengaruhi oleh banyak hal antara lain adalah cara penyimpanan film yang baik, processing film , keamaanan safe light, faktor eksposi dan lain – lain. Kita sebagai radiografer yang baik harus bisa membuat radiograf yang berkualitas yang bagus , sehingga hasil dari radiograf bisa meberikan banyak informasi kepada dokter spesialis radiologi yang sebagai mitra kerja kita sehinnga diagnosa yang diberikan bisa lebih tepat. Apabila kualitas yang dihasilkan radiografer tidak bagus maka dokter akan sulit dalam mengdiagnosa suatu penyakit atau bahkan bisa salah diagnosa, maka bagi dokter spesialis radiologi akan sulit untuk menentukan keperawatan yang cocok untuk suatu diagnosa penyakitnya.
Untuk memenuhi kualitas gambar radiografi yang tinggi, maka sebuah radiograf harus memenuhi beberapa aspek yang akan dinilai pada sebuah radiograf yaitu densitas, kontras, ketajaman, dan detail. Salah satu aspeknya adalah densitas. Densitas dipengaruhi factor kv dan mAs. Dan  alat yang digunakan  untuk mengukur nilai densitas adalah densitometer.


1.2.         Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah
1.       Apakah pengertian densitas?
2.      Apa saja yang mempengaruhi faktor densitas ?
3.      Bagaimana cara mengukur densitas ?

1.3.         Tujuan

Adapun tujuan makalah sebagai berikut:
1.     Untuk mengetahui apa itu densitas
2.     Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi densitas
3.     Untuk mengetahui cara mengukur densitas.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1.         Kualitas Gambar Radiografi

Kualitas sama artinya dengan mutu. Untuk memenuhi kualitas gambar radiografi yang tinggi, maka sebuah radiograf harus memenuhi beberapa aspek yang akan dinilai pada sebuah radiograf yaitu densitas, kontras, ketajaman, dan detail. Semua aspek ini harus bernilai baik agar radiograf bias dikatakan mempunyai kualitas gambaran yang baik.

 Sebuah radiograf diharuskan bias memberikan informasi yang  jelas dalam upaya menegakan diagnosa. Ketika radiograf yang  dihasilkan mempunyai semua informasi yang  dibutuhan dalam memastikan sebuah diagnose maka radiograf dikatakan memiliki kualitas gambar yang tinggi.



2.2.         Densitas
Densitas yaitu derajat kehitaman pada film. Hasil dari eksposi film setelah diproses menghasilkan efek penghitanaman karena sesuai dengan sifat emulsi film yang akan menghitam apabila diekspos. Derajat kehitaman ini tergantuk pada tingkat eksposi yang diterima baik itu kv atau mAs.
 Kehitaman terjadi karena adanya interaksi antara sinar-x  dan emulsi film. Emulsi film akan menghitam jika nilai mAs dinaikkan. Densitas yang tinggi didapat pada area yang terpapar langsung oleh sinar-x. Jika intensitas sinar-x  besar maka densitas akan tinggi (high density) dan pada film akan berwarna hitam, sedangkan untuk intensitas sinar -x yang kecil maka densitas akan rendah (low density).





Faktor-Faktor  yang  mempengaruhi densitas :
No
Faktor
Manipulasi
Densitas
1
mAs
naik
naik
turun
turun
2
kV
naik
naik
turun
turun
3
Jumlah fase
naik
naik
turun
turun
4
Ukuran focal spot
naik/turun
tidak ada
5
Efek heel anoda
tidak ada
6
Jarak
bertambah
turun
berkurang
naik
7
Filtrasi
bertambah
turun
berkurang
naik
8
Kolimasi
bertambah
turun
berkurang
naik
9
Anatomi & jenis tissue
tebal
turun
tipis
naik
10
Kontras media
Radiolucent
naik
Radioopaque
turun
11
Grid Rasio
bertambah
turun
berkurang
naik
12
Relative speed film/screen
naik
naik
turun
turun
13
Waktu pembangkitan & replenishment rate
bertambah
naik
berkurang
turun
                   
a. Influencing factor :
Kilovolt (kV) : Menunjukkan kualitas sinar-x  karena berhubungan dengan kemampuan sinar-x dalam menembus bahan.
kV = kilovoltage, menyatakan daya tembus. Perubahan nilai kV akan secara tidak langsung merubah densitas. Hukum 15 % : yakni setiap kenaikan kV sebesar 15 % akan menyebabkan dua kali lipat nilai eksposure, dan setiap pengurangan 15 % akan mengurangi separuh nilai eksposi yg sampai ke film. Pengubahan nilai kV akan berpengaruh densitas dan juga terhadap kontras.

b.Controlling factor : mAs → kualitas sinar yang dihasilkan.
·   Mili Amphere (mA) : Menunjukan besarnya arus yang  terjadi selama eksposi berlangsung.
·   Second (s) : Waktu eksposi/lamanya sinar-x yang  keluar saat pemotretan dalam satuan detik.

Saat hubungan antara mAs dan eksposur merupakan hubungan perbandingan sepadan dan langsung, hubungan antara keduanya dengan densitas bahkan lebih kompleks. mAs digunakan sebagai pengatur utama densitas radiografi. Saat mAs dinaikkan, eksposur sinar-X meningkat dengan proporsional dan densitas radiograf juga meningkat.

c. Influencing factors lainnya :
·   FFD (Focus Film Distance) : Jarak pemotretan dari focus pesawat ke film.
·   Ketebalan objek : Semakin tebal objek yang akan difoto, factor eksposi semakin meningkat.
·   Luas lapangan penyinaran : Intensitas sinar-x yang keluar dari tube sinar-x
·   Efek heel anoda
·   Filtrasi
·   Beam restriction (kolimasi)
·   Bagian anatomi
·   Grid
·   Kombinasi film-screen
·   Prosesing film



2.3.         Bagaimana Kehitaman Bisa Diukur       

Densitas dapat diukur dengan dua pendekatan, yaitu;

1.      Transparansi
Transparansi dari gambran dinyatakan mengukur intensitas cahaya  yang ditransmisikan melalui film (It) dalam menyatakan sebagai fraksi atau presentasi pada intensitas cahaya yang mengenai film (Io) jika dibandingkan antara kedua intensitasakan menghasilkan rasiotrans misi. Rasiotransmisi adalah rasio cahaya yang ditransmisikan terhadap cahaya yang mengenai film.
Rasio transmisi : It/Io x 100 %

Keterangan :        It : cahaya yang diteruskan
Io :cahayamula-mula
2.      Opasitas
Opasitas adalah perbandingan antara intensitas cahaya mula-mula dengan instensitas cahaya yang  diteruskan. Opastias pada gambaran dapat dinyatakan dengan membalik rasio transmisi. Hal ini akan memberikan nilai yang meningkat seiring dengan meningkatnya kehitaman dan juga seiring meningkatnya eksposi.
Opasitas =  Io/It
Keterangan :       
Io: intensitas cahaya mula-mula
It : intensitas cahaya pada tempat yang sama setelah melewati film

2.4.         Optical Densitas (OD)

Nilai opasitas yang dihasilkan dari sebuah film memiliki angka yang cukup besar. Untuk daerah yang paling hitam nilai opasitas sebesar 10.000. Nilai opasitas yang besar ini tidak bisa dijadikan acuan untuk nilai densitas dikarenakan angkanya yang sangat tinggi tersebut. Salah satu metode yang bisa mengurangi kisaran angka opasitas sehingga dibuat secara proposional adalah dengan mengkonvensi opasitas ke dalam logaritma.
Contoh : sebuah opasitas 1000 (103) dapat dikonvensi menjadi 3 karena log 1000 (103) = 3. Opasitas 10.000 menjadi 4 karena log 10.000 (104) = 4. Opasitas 1 (transparan sempurna) menjadi 0 sebab log 1 (100) = 0.  Kemudian perhitungan matematis di atas dikenal dengan optical density atau dikenal juga dengan densitas.


2.5.         Densitometer

Densitometer  adalah suatu alat yang  digunakan untuk mengukur derajat kehitaman (densitasoptis) dari film foto grafi dan alat ini juga mempunyai sensor foto elektrik yang mengukur jumlah cahaya yang ditransmisikan melalui selembar film.




 


Cara Kerja Densitometer :
1.   Pertama film diletakkan diantara sumber cahaya dan sensor
2.   Kemudian film diletakkan sehingga film menempel diantara sumber cahaya dan sensor
3.   Selanjutnya sumber cahaya dihidupkan sehingga lampu akan menyala.
4.   Cahaya yang melewati film akan ditangkap oleh sensor foto elektrik. Semakin hitam film yang diukur maka akan semakin sedikit cahaya yang diterima oleh sensor. Semakin sedikit cahaya yang diterimaoleh sensor maka nilai densitas akan semakin tinggi.


2.6.         Nilai Densitas

Nilai densitas mulai dari yang transparan sekitar 0,2 sampai paling gelap 3,5 atau 4. Daerah abu-abu mempunyai densitas mendekati 1. Nilai paling bawah tidak bisa sampai 0 dikarenakan terdapat basic fog pada masing-masing film, diman basic fog akan menyebabkan adanya densitas yang telah dibentuk meskipun film belum diekspos. Nilai tertinggi yang bisa dicapai oleh sebuah film bisa sampai 4, jika f ilm memiliki kehitaman yang sempurna, namun biasanya film pada radiografi  jarang yang densitasnya mencapai 4. Nilai densitas yang bisa membentuk gambaran pada film dan bisa dilihat oleh mata biasa disebut dengan usefull density, nilainya kisaran antara 0,25 – 2. Pada kurva karakteristik, nilai usefull density berada pada daerah straight line portion atau daerah yang lurus pada kurva karakteristik.


2.7.          Contoh Densitas

Faktor Eksposi mA dan s memiliki hubungan yang sangat penting dalam penentuan kuantitas radiasi. Pertambahan mAs akan mempengaruhi pertambahan kuantitas radiasi dan pertambahan densitas radiografi.

A.    Percobaan

·      Pada percobaan 1             : kV=43           mA=100          s=0,027

·      Pada percobaan 2             : kV=43           mA=125          s=0,027

Dari kegiatan percobaan 1 dan 2 di dapatkan perbedaan densitas citra radiografi,yaitu pada percobaan 1 didapat nilai densitas sebesar 0,65  dan nilai kontras sebesar 0,55  sedangkan pada percobaan 2 didapat nilai densitas sebesar 0,93  dan nilai kontras sebesar 0,5.Hal ini menunjukan bahwa penggunaan mA yang berbeda berpengaruh terhadap nilai densitas yang dihasilkan.Pada pemeriksaan wrist joint yang kami lakukan terdapat peningkatan densitas sebesar dari 0,65 menjadi 0,93. Dengan hasil dan perincian data sebagai berikut :

Percobaan 1
Sample
Nilai densitas pada titik
Nilai Rata-rata
1
2
3
Os Metacarpal I
0,7
0,66
0,68
0,68
Os Metacarpal V
0,73
0,70
0,74
0,72
Mid Ossa Carpalia
0,60
0,62
0,59
0,60
Os Radius
0,66
0,64
0,58
0,63
Os Ulna
0,66
0,63
0,59
0,63
Rata-rata



0,65

Nilai Kontras1 = Dmax - Dmin =1,13 - 0,58 = 0,5


Percobaan 2
Sample
Nilai densitas pada titik
Nilai Rata-rata
1
2
3
Os Metacarpal I
0,92
0,88
0,92
0,91
Os Metacarpal V
1,02
0,97
0,99
0,99
Mid Ossa Carpalia
0,90
0,90
0,90
0,90
Os Radius
0,98
0,92
0,85
0,92
Os Ulna
0,98
0,90
0,89
0,92
Rata-rata



0,93

Nilai Kontras2 = Dmax – Dmin = 1,41 - 0,88 = 0,53
 
               Hasil percobaan 1            Hasil percobaan 2


B.     Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum 1 dan 2 mengenai pengaruh perubahan faktor eksposi (mA) terhadap densitas dan kontras radiografi dapat disimpulkan bahwa nilai mA berbanding lurus dengan nilai densitas,semakin tinggi nilai mA semakin tinggi densitas.
Hanya saja pada praktikum yang kami lakukan tidak menggunakan perbedaan nilai mA yang signifikan sehingga perbandingan densitas yang dihasilkan pun tidak terlalu signifikan.





BAB III
PENUTUP



3.1.         Kesimpulan


Densitas yaitu derajat kehitaman pada film. Hasil dari eksposi film setelah diproses menghasilkan efek penghitanaman karena sesuai dengan sifat emulsi film yang akan menghitam apabila diekspos. Derajat kehitaman ini tergantuk pada tingkat eksposi yang diterima baik itu kv atau mAs.
 Kehitaman terjadi karena adanya interaksi antara sinar-x  dan emulsi film. Emulsi film akan menghitam jika nilai mAs dinaikkan. Densitas yang tinggi didapat pada area yang terpapar langsung oleh sinar-x. Jika intensitas sinar-x  besar maka densitas akan tinggi (high density) dan pada film akan berwarna hitam, sedangkan untuk intensitas sinar -x yang kecil maka densitas akan rendah (low density). Yang mempengaruhi high atau low nya densitas yaitu kv, mAs, FFD, ketebalan objek dan luas lapangan penyinaran.
Film yang telah di ekspos dapat diukur densitasnya dengan menggunakan densitometer. Dengan cara bagian gambaran objek yang hitam pada film di letakkan diantara sumber cahaya dan titik sensor, sehingga cahaya yang melewati film akan dibaca oleh sensor. Semakin hitam film yang diukur maka akan semakin sedikit cahaya yang diterima oleh sensor. Semakin sedikit cahaya yang diterima oleh sensor maka nilai densitas akan semakin tinggi.

Sedangkan kontras adalah perbedaaan densitas pada area yang berdekatan dalam radiograf. Semakin besar nilai kontras, maka gambaran akan semakin jelas terlihat








Daftar pustaka